Fidel Castro-60 Tahun Menentang Amerika

Penulis        : A Prambudi Penerbit      : NARASI Cetakan      : II, 2017 Tebal          : 215 halaman ISBN          : 979-1...



Penulis        : A Prambudi
Penerbit      : NARASI
Cetakan      : II, 2017
Tebal          : 215 halaman
ISBN          : 979-168-027-2


“Setiap kompleks pelabuhan militer harus diubah menjadi sekolah dan ketimbang diisi serdadu, lebih baik kita menempatkan sepuluh ribu anak yatim di sana!”
(Fidel Castro)

Fidel Castro merupakan contoh seorang pemimpin revolusioner besar di dunia yang terang-terangan berani menentang kekuasaan kapital Amerika dari negaranya sendiri Kuba, Amerika Selatan. Bersama Che Guevara, seorang revolusioner pelarian asal Argentina, bersama-sama mendirikan pemerintahan revolusioner hasil perang gerilya selama beberapa tahun melawan kekuasaan pemerintah diktator Kuba sebelumnya Fulgencio Batista. Fidel Castro yang terkenal dengan janggut tebalnya serta seragam militer yang selalu ia pakai ketika memerintah Kuba, adalah seorang revolusioner sejati yang semasa pemerintahannya membaktikan diri untuk kesejahteraan rakyatnya.
Perjalanan Revolusioner Fidel telah dimulai semasa ia masih menduduki bangku kuliah. Hal ini dibuktikan dengan keterlibatannya saat mencetuskan Kongres Mahasiswa se-Amerika Latin di Kolombia kala itu untuk menandingi OAS (Organization of American States), Organisasi bentukan Amerika untuk melindungi negara-negara sekutunya demi kepentingan bisnis saat perang dingin berlangsung. Berbagai kegiatan agitasi dan propaganda ia lakukan untuk mewujudkan kegiatan tersebut. Bahkan hingga ditangkap polisi setempat ketika menyebarkan pamflet berisikan seruan untuk menghadiri kongres tersebut pernah ia alami bersama teman-temannya. Namun pada akhirnya kongres tersebut gagal dilaksanakan sesaat setelah Jorge Eliecer Gaitan, seorang politikus kenamaan Kolumbia, dibunuh. Padahal  beberapa saat sebelumnya, Fidel muda telah berjanji bertemu Gaitan untuk membicarakan kesediaannya menjadi pembicara di Kongres Mahasiswa se-Amerika Latin kala itu. Sontak kehidupan kota Bogota lumpuh saat itu, orang berlarian kemana-mana sembari menjarah dan merusak barang-barang yang ada. Pada saat itulah Fidel menunjukan kemampuannya sebagai pemimpin revolusioner. Untuk membantu meredakan suasana serta mengendalikannya ia mencoba berorasi sembari mengacungkan senjata hasil rampasannya di kantor polisi setempat. Dalam orasinya ia mengajak rakyat yang kebingungan untuk ikut berjuang bersama gelombang revolusioner. Setelah keadaan mulai mereda akhirnya ia mengungsi ke kedutaan besar Kuba dan kembali ke negerinya.
Beberapa dekade kemudian terjadi degradasi kinerja pemerintah Kuba dikarenakan korupsi yang merajalela di Pemerintahannya. Fulgencio Batista, yang kelak menjadi musuh utama Fidel Castro, adalah penyebab kekacauan tersebut. Kekuasaan pemerintah yang diktatoriat juga koruptif menyebabkan kesengsaraan ada dimana-mana. Fidel yang belum lama menyelesaikan perkuliahannya sadar akan hal tersebut dan bersumpah akan menumbangkan Batista dari kekuasaannya. Ia merencanakan sebuah penyerbuan dengan 170 pasukan gerilya bentukannya untuk menumbangkan kekuasaan Batista. Akhirnya pada tangga 26 Juli 1953, Fidel merencanakan penyerbuan ke barak militer Moncada di Santiago de la Cuba. Penyerangan pertama Fidel selama masa revolusionernya mengalami kegagalan dikarenakan di Moncada terdapat kekuatan militer yang lebih besar (1000 prajurit terlatih). Namun serangan ini akan menjadi tonggak perjuangan Fidel di masa selanjutnya. Fidel dijebloskan ke penjara hingga akhirnya dibebaskan atas dasar kekuasaan Batista (demi memperlihatkan kekuatan diktatoriatnya). Hal ini menjadi kesalahan pertama Batista, karena setelah itu ia lari ke Meksiko dan mendirikan Gerakan 26 Juli (untuk mengenang tragedi Moncada) dan bertemu satu tokoh revolusioner besar dunia, Che Guevara.
Setelah beberapa kejadian di Meksiko dan di Kuba akhirnya Presiden Batista dapat di tumbangkan. Gerakan 26 Juli di pegunungan Sierra Maestra lah yang mewujudkan hal tersebut. Konflik internal di tubuh pasukan Batista, kegagalan pemilu hasil rekayasa pasukan revolusioner, pertempuran terbuka di kota-kota Kuba, diputusnya jalur-jalur strategis Kuba, rendahnya semangat prajurit Kuba, hingga pada puncaknya Presiden Ditaktor Batista melarikan diri ke Republik Dominica kemudian Spanyol untuk berlindung di bawah teman lamanya Jendral Franco. Batisita kabur dan menyerahkan kekuasaannya pada Jendral Castillo. Castillo mengutus hakim tertua Mahkamah Agung Dr. Carlos Piedra sebagai presiden pengganti, namun Fidel menolak mengakui kekuasaannya dan meminta Dr. Urrutia untuk diangkat sebagai presiden provinsional. Pada 5 Januari 1959 profesor ilmu hokum Jose Miro Cardona menciptakan pemerintahannya dan menunjuk Manuel Urrutia sebagai presidem. Ini merupakan hari akhir kekuasaan Batista di Kuba. Untuk merayakan kemenangannya, Fidel berpawai keliling Havana dan mengibarkan bendera Gerakan 26 Juli dimana-mana. Setelah lima minggu berkuasa akhirnya Fidel (dengan restu rakyat Kuba) ditetapkan sebagai perdana menteri, mengambil kekuasaan Kuba.
Masa kekuasaan Fidel dimulai. Walau dengan kekuasaannya, Fidel tetaplah Fidel yang sebelumnya, pribadi jujur dan sederhana dengan tetap memakai baju militer selama ia berkuasa. Namun dibalik itu ia adalah pribadi dengan ketegasan yang mengerikan. Lawan-lawan politik bekas kekuasaan Batista disingkirkan semua serta potensi-potensi yang akan merusak jalannya pemerintahan Fidel dibasmi dari kursi pemerintahan. Untuk membentengi kekuasaannya ia menghapuskan Pemilihan umum dan menjadikan dirinya sebagai “Presiden Seumur Hidup”. Bertindak bak Robin Hood, ia memberikan kebijakan yang merugikan para pemilik modal namun sebaliknya menguntungkan rakyat kecil. Uang bunga bank dinaikkannya hingga 50%, serta merampas hak milih tanah perusahan besar untuk dibagikan kepada rakyat kecil. Tanpa memandang bulu hal ini juga berlaku pada tanah usaha miliki keluarganya, ia merampasnya untuk dibagikan kepada petani yang tidak memiliki lahan. Dibidang pendidikan pun Fidel melaksanakannya dengan serius, bahkan barak-barak militer dijadikannya sekolah-sekolah untuk menjamin keseriusannya di bidang pendidikan. Nasionalisasi industri juga berjalan seiring dengan kekuasaannya. Kementerian Industri dan Kementerian Perdagangan Dalam Negeri dibentuknya untuk mengawal pelaksanaan kebijakan yang ia canangkan.
Pada awalnya AS merupakan negara penting untuk Kuba karena pengakuannya terhadap pemerintahan Fidel. Hal ini dibalas dengan menjadikan kunjungan AS sebagai agenda kunjungan luar negeri pertama Fidel. Namun sayang hal ini tidak dibalas dengan baik oleh Eisenhower, presiden AS saat itu, dengan lebih memilih bermain golf ketimbang bertemu dengan Fidel. Hal ini menjadi salah satu pemicu awal kebenciannya terhadap AS dan awal mula terjalinnya komunikasi hangat ke negeri di timur dunia, Uni Soviet. Kremlin menangkap peluang itu dan menanggapinya dengan hangat. 3 Bulan setelah kunjungan ke AS, kepala intelejen Kuba menghubungi pihak Kremlin dan setelah itu dikirimlah lebih dari seratus penasihat politik ke Kuba. Berbagai pakta perjanjian dengan Uni Soviet membuat geram pemerintahan AS. Pengurangan komoditas perdagangan antar AS-Kuba semakin menunjukan kegeraman AS terhadap sikap Kuba. Di akhir masa jabatannya kelak Eisenhower berkata bahwa Fidel terlalu sering memprovokasi pihaknya. Bahkan pihak AS berulang kali berupaya untuk menggulingkan Fidel dari kekuasaannya hingga melakukan berbagai macam cara untuk membunuhnya melalui CIA, namun semua mengalami satu akhir yang sama, kegagalan.
Sempat pada suatu masa di kurun waktu tahun 1962, terjadi suatu krisis nuklir. Kuba yang telah memalingkan dirinya ke Uni Soviet mendapat keuntungan berbagai macam bantuan mulai dari politik, hukum, ekonomi, hingga militer. Puncaknya pada tahun 1962 diketahui bahwa terpasang sejumlah instalasi senjata nuklir milik Uni Soviet di daerah Kuba. Tak ayal hal ini menjadi sangat mengkhawatirkan bagi penduduk dunia, karena dengan satu pemicu saja perang nuklir tidak akan bisa terbendung. Posisi Kuba yang dekat dengan AS (bahkan bisa langsung menyerang Washington dari Kuba) membuat AS was-was. Instalasi nuklir AS di Turki sudah siap bereaksi jika sewaktu-waktu dari Kuba meluncur rudal-rudal berkekuatan ledak nuklir. Tak ayal, perang nuklir akan terjadi sewaktu-waktu. Di masa krisis nuklir itu merupakan masa yang cukup menegangkan. Hingga pada akhirnya instalasi nuklir di Kuba di copot dengan menelurkan beberapa kesepakatan antara Uni Soviet dan AS.

Fidel merupakan pemimpin besar revolusioner yang tidak akan pernah dilupakan dunia. Kejeliannya dalam perang gerilya melawan Batista, hingga manuver politik dalam komunikasi antar negara, mengantarkan namanya ke peringkat atas pemimpin besar revolusioner dunia. Fidel Castro sering dicatut sebagai naman pejuang dan simbol perjuangan bagi perjuangan revolusioner di berbagai negara di dunia. Namun dibalik ketenarannya, tersimpan pribadi jujur dan sederhana dalam diri Fidel. Baju militer dan kebijakan politik kerakyatannya akan menjadi ciri khas betapa keberpihakannya terhadap rakyat Kuba adalah mutlak tanpa terkecuali.

“Anda tidak akan bisa menemukan sebuah pun patung diriku, atau sebuah sekolah pun yang menggunakan namaku atau jalan, atau nama kota kecil, atau jenis kultus apa pun. Sebab kami tidak mengajar orang-orang kami untuk percaya, melainkan berpikir, untuk menggunakan alasan yang tepat.”

6 Agustus 2017

Surabaya

You Might Also Like

0 komentar