Sajadah

"Sajadahku yang berkilap. Dua setengah hasta panjangnya dan satu setengah bilang langkah lebarnya di pinggirnya ada serpihan emas...

"Sajadahku yang berkilap. Dua
setengah hasta panjangnya dan
satu setengah bilang langkah lebarnya

di pinggirnya ada serpihan emas.
Impor langsung dari negeri
permadani."

Lalu wanita merah itu berlalu

"Sajadahku yang merona.
Pernak-pernik tembaga dengan
tiga berlian di tempat sujudnya
renda-rendanya bisa mengibas jika
terpapar angin. Kubeli ketika melawat
ke kota sejuta nanar."

Lelaki itu pun berlalu, kain
gamisnya menyeret-menyeret

"Kalau saja aku punya sajadah-sajadah
seperti itu, daripada terkena noda
di keningku. Lebih baik aku beri
bingkai dan kugantung di dinding
depan ruang tamu. Agar semua
orang melihatnya.

Kain mahal lebih baik untuk dipajang
dibanding untuk diinjak-injak dan
disepuhi dosa-dosa perangaiku."

Anak itu berlalu, sembari
menggandeng adik kecilnya

...

"Tarik... Tarik... biar terbuka semuanya.
Sudah dua bulan tak dicuci
sajadah-sajadah ini. Dosa-dosa
bekas jamaah berkelana di dunia
harus segera disikat dan dihilangkan.
Daripada malah mereka berbagi
dosa dalam sujudnya."

Seru Marbot mengepuk-ngepuk
sajadah yg baru kering setelah dicuci

tangannya merah, capai menarik-narik
sajadah-sajadah hijau itu.

2 Juni 2017
Surabaya

#30DaysRamadhanWriting
(7/30)

You Might Also Like

0 komentar