Pak Tua dan Keramaian

Pagi menjelang ketika bulan perlahan mempersilahkan matahari untuk bergantian mendekati awan yang tetap saja menggantung di langit. Langit ...

Pagi menjelang ketika bulan perlahan mempersilahkan matahari untuk bergantian mendekati awan yang tetap saja menggantung di langit. Langit pun tetap begitu dengan cuaca yang kadang tak menentu, dengan hawa yang kadang menggerutu, dengan cahaya yang menelisik dengan malu. Lalu lintas sudah saja penuh dengan pikiran-pikiran tentang kerumitan hari ini dengan dentuman bebatuan yang tersingkir oleh kendaraan, dengan gemericik air sisa hujan semalam, dengan lantuan dedaunan yang bergoyang tertempa angin pagi.
Ruang itu mulai terisi ocehan segelintir orang yang sibuk bertukar pendapat tentang apa yang mereka lalui kemarin malam. Tentang bisikan, teriakan, sentuhan, dan segala macam perilaku yang bahkan belum juga bisa ditemukan dalam kamus perbahasaan. Ruang itu mulai terisi detakan jarum detik yang tak pernah menghiraukan apa-apa. Semua berpadu mengirama (walau mengacak) dalam satu pagi yang tak pernah bisa ditafsirkan oleh siapapun.
Pak Tua melangkah gemetar namun pasti ke dalam ruang yang sedikitnya sudah terisi dengan hawa hangat pagi. Tangannya penuh dengan materi-materi yang sudah lama dititipkan kepadanya. Pak Tua dengan gemetar namun pasti terus melangkah ke depan keramaian yang tercipta karena kejadian tadi malam. Tentang apa saja yang bahkan tak habis diceritakan ke dalam setumpukan buku tebal. Pak Tua duduk siap tanpa gemetar seperti ketika dia melangkah memasuki ruang itu (mungkin pagi ini beliau sengaja menyegerakan diri untuk sesuatu yang telah lama dititipkan kepadanya). Jarum detik masih saja berdetak tanpa sedikitpun peduli kepada Pak Tua yang sedang mempersiapkan segala hal yang telah lama dititipkan kepadanya.
Kapur mulai bergerak, papan mulai tergores, keringat mulai mengucur pada dahi Pak Tua yang sadar akan segala hal yang dititipkan kepadanya sejak lama. Model rupa yang sengaja Pak Tua buat sejak lama (dan bertahun-tahun telah beliau gunakan) telah tegak berdiri sejak tadi, ketika beliau baru saja memasuki ruangan dengan gemetar namun pasti. 10 20 30 menit Pak Tua terus saja berucap dan berkhayal tentang apa saja yang telah ia lalui 10 20 30 tahun yang lalu. Kapur terus saja bergerak, papan semakin tergores, keringat sudah berhenti mengucur dari dahi Pak Tua (mungkin karena pendingin ruangan yang sudah  dihidupkan olehnya).
Keramaian tentang kejadian tadi malam masih saja mengudara, menelisik hingga sela-sela sempit ruang itu, di pagi itu, di hadapan Pak Tua yang masih saja sibuk dengan apa yang telah dititipkan kepadanya sejak lama. Bisikan, teriakan, sentuhan, dan segala macam perilaku yang bahkan belum juga bisa ditemukan dalam kamus perbahasaan terus bergulir, tak peduli kapur yang bergerak, papan yang tergores, keringat Pak Tua yang sudah lama mengering (ya, karena pendingin ruangan yang telah beliau hidupkan). Detakkan jarum masih saja tidak memperdulikan apa yang terjadi di depannya, model yang telah lama digunakan oleh Pak Tua tetap tegak berdiri di depan keramaian.
10 20 30 menit berlalu dan keramaian masih saja bergulir tanpa sedikitpun memperdulikan Pak Tua yang sejak tadi menggerakan kapurnya (sama seperti detak jarum detik). Kejadian tadi malam sepertinya jauh lebih menarik dibanding hal yang telah dititipkan kepada Pak Tua sudah sejak lama. Keramaian kelihatannya jauh lebih menarik dibanding gerakan kapur, papan yang tergores, dan keringat di dahi Pak Tua yang sejak tadi telah mengering. Detak jarum detik masih saja bergulir tanpa sedikit pun peduli dengan Pak Tua yang terus saja menggerakan kapur, menggores papan, menghiraukan keringat yang sudah mengering, persis seperti keramaian yang terus saja menggerogoti isi ruangan tentang kejadian tadi malam.
Irama yang mengacak pagi ini sepertinya tidak sedikitpun dihiraukan oleh detak jarum detik yang terus saja bergulir. Sama seperti keramaian yang tetap saja mengadu pada ruang itu tanpa memperdulikan Pak Tua yang tadi datang dengan gemetar namun pasti untuk menyampaikan sesuatu yang telah lama dititipkan kepadanya. TIDAK SEDIKITPUN.

5 April 2016
Surabaya

You Might Also Like

0 komentar