Terperangkap Malam

Hap, Ku ditangkap oleh sisa-sisa benih langit, yang muncrat tiba-tiba saja sebelum ku siap teduh di bawah atap. Byur, tak sedik...


Hap, Ku ditangkap oleh sisa-sisa benih langit, yang muncrat tiba-tiba saja sebelum ku siap teduh di bawah atap. Byur, tak sedikitpun ku diberi waktu untuk menghindar dari jerih benih-benih langit yang tiba-tiba guyur di malam sengit. Kuasa masa dan mahkota yang lekat dijunjung di atas kepala, jatuh dan luruh oleh benih langit yang jatuh seketika.

Tuan dan Nona yang bergandeng tangan di malam sendu, berlarian sambil tertawa karena kecipak lemah benih langit yang tergenang di tanah basah terinjak oleh canda tawa mereka yang melayang, berterbangan. Kuning lampu jalan yang sendu oleh malam, merabun oleh rintik-rintik benih langit yang perlahan menggerayang tepi sinarnya sebelum kabur terbawa jemawa langit.

Aku ditangkap dan didekap oleh benih-benih langit yang turun dengan lugu di malam sendu. Pena dan kertas yang ku genggam untuk menyimpan malam, lepas terkena guyur benih langit yang turun begitu saja. Mantel yang tergantung di dinding juga tak datang padaku. Takut karena gemuruh malam sendu yang luruh terbawa benih langit. Aku tak dibisiki apapun. Tidak sedikitpun.

Tak sopan dasar.

24 September 2016
Surabaya

You Might Also Like

0 komentar