Berusaha

Sungguh aku senang melihat orang yang berusaha. Sungguh-sungguh dalam melakukan sesuatu. Tidak peduli resiko apa yang mungkin ia dapatkan. Selama tujuannya bisa tercapai, ia akan tetap berusaha.

Terdapat banyak penafsiran arti dari berusaha. Ada yang bilang bekerja hingga larut malam, ada yang bilang membuka lapangan usaha, ada yang bilang mengorbankan hal lain demi mencapai tujuan. Semua pendapat bisa mendefinisikan arti berusaha sesungguhnya, tergantung suut pandang kita dalam mengartikan berusaha itu sendiri. Menurutku berusaha cukup melakukan sesuatu dengan ikhlas, tanpa paksaan dan keluhan dalam pengerjaannya.

Sungguh aku malu melihat bapak penyapu jalanan, pedangang gorengan, pekerja bangunan, dan orang lain yang mau bekerja dengan resiko dan tekanan yang tinggi. Sering aku berpikir, untuk apa ada orang seperti aku ada di dunia. Orang yang hanya bisa mengeluh pada keadaan. Anak kecil yang belum mengerti bagaimana perjuangan harus dimaknai. Anak kecil yang masih harus bersembunyi di belakang orang tuanya.

Pandanganku baru bisa menjamah keadaan sekitarku. Belum sampai jauh memandang luasnya samudra. Apalagi mencoba menggenggam bintang yang ada di langit malam. Kini yang aku lihat hanya segerombolan orang lanjut usia yang mengayuh sepedanya. Mereka mencari harapan yang belum tentu ada. Tanpa rasa malu yang sudah terbenam oleh khayalan tinggi tentang rasa kenyang di perut keluarga mereka esok hari. Sempat terlintas di benakku mengapa semua yang berkenaan tentang berusaha selalu menyangkut masalah ekonomi, makan, dan kesejahteraan hidup. Apakah terlalu jauh pikiranku untuk mengartikan berusaha dalam artian yang lebih luas?

Kini aku masih mencoba mencari serpihan-serpihan kecil tentang arti yang sebenarnya dari berusaha. Belajar dan terus belajar untuk bisa memaknai apa yang dari dulu terus aku pertanyakan. Aku mengerti, aku bukanlah orang yang bisa cepat peka akan keadaan. Tapi apa salahnya untuk berusaha.


Senin, 24 November 2014
Surabaya